Translate

Jumat, 31 Januari 2020

99

JEBAKAN 99

Ada seorang Raja yang sedang termenung sambil melihat taman di depan istananya.

Ia gelisah karena tak pernah merasakan ketenangan dan sulit sekali menemukan kebahagiaan.

Kesehatannya mulai menurun karena ia mulai susah tidur akibat banyaknya pikiran *yang mengganggu.

Padahal selama ini ia tidur di  kamar mewah di atas kasur yang empuk.

Ketika sdg melamun,
sang raja melihat seorang tukang kebun yang sedang bekerja sambil tertawa.

Setiap hari ia datang dengan senyuman *dan pulang dengan* keceriaan.

Padahal gajinya pas-pasan dan rumahnya begitu sederhana.

Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya.

Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makan yang seadanya dan keluarga kecil ini pun makan dengan bahagia.

Raja pun heran melihat orang ini.

Ia memanggil penasihatnya dan  tanya :
Hai penasihatku,
telah lama aku hidup di tengah kegelisahan,
padahal aku memiliki segalanya!?

Tapi aku sungguh heran melihat tukang kebun itu.

Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya.

Kadang kadang ia tertidur di bawah rindangnya pohon,
seperti tak ada beban dalam hidupnya,
padahal& ia tidak memiliki apa-apa !

Sang Penasehat tersenyum dan berkata :
Itu karena tukang kebun itu tidak menyentuh Jebakan 99.

Bila& tukang kebun itu terkena jebakan ini,
maka hidupnya akan gelisah dan ia tdk akan bisa tidur.

“ Apa yang kau maksud dengan Jebakan 99 ? ”

tanya raja.

“ Besok malam perintahkan prajurit untuk mengantarkan hadiah kepadanya.

Sediakan satu kotak uang dan tulislah 100 Dinar.
Namun isi lah kotak itu *dengan 99 dinar saja. ”

Raja pun menuruti saran dari penasihatnya.

Ketika hari mulai gelap,
prajurit mengetuk pintu rumah tukang kebun ini dengan membawa hadiah.

Si tukang kebun membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat prajurit membawa kotak hadiah.

“ Ini hadiah dari raja untukmu. ”

kata si prajurit.

“ Ya ~ sampaikan terima kasihku kepada raja. ”

jawab tk kebun sambil kegirangan melihat kotak dengan tulisan 100 dinar.

Belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu.

Ia segera membawa masuk kotak itu dan menghitungnya bersama keluarga.

Namun anehnya,
jumlah uang didalam kotak itu hanya 99 dinar.

Dia pun menghitung ulang lagi,
tapi tetap jumlahnya 99.

Dia yakin,
pasti ada uang yang jatuh.

Dia mencari-cari di sekitar pintu,
tapi tak menemukan apa-apa.

Akhirnya dia mencoba untuk menelusuri sepanjang jalan *menuju* istana.

Semalaman ia mencari,
tapi tetap tidak menemukan apa-apa.

Matahari mulai terbit,
raja beserta penasihatnya menanti tukang kebun ini.

Tak berapa lama dia datang dengan wajah yg masam dan merengut.

Raja pun kaget dan bertanya pd penasihat nya :
Apa yang terjadi ?

Tak biasanya ia datang dengan wajah seperti ini !

Penasihat raja menjawab :
Duhai raja,
begitulah kehidupan.

Kita memiliki banyak hal namun *kita mencari yg tdk kita miliki.

Orang ini mendapatkan 99 dinar secara cuma cuma, namun ia sibuk mencari 1 dinar yang hilang

Munculnya kegelisahan hati.

Karena kita mencari sesuatu yang tidak kita miliki,
sementara kita tidak pernah sungguh sungguh mensyukuri banyaknya anugerah *yg kita punya.

Renungan bagi kita yang seringkali merasa KURANG BERSYUKUR atas nikmat yang kita terima

Tak Tercatat

*Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh*

*Kenapa Tahajjudku, Sholatku, dan Shaumku tak tercatat oleh Malaikat?*..
😭😭😭

Luangkanlah waktu Anda 5 menit membaca kisah ini dan ambillah pelajaran darinya.

Pada zaman dahulu ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajjudnya.

Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah meninggalkan sholat tahajjud.

Pada suatu malam ketika hendak mengambil wudhu' untuk tahajjud, Abu dikejutkan oleh kehadiran satu makhluk yang duduk ditepi telaganya.

Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?”

Sambil tersenyum, makhluk itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah".

Abu Bin Hasyim terkejut sekaligus bangga karena telah didatangi oleh malaikat yang mulia.

Abu lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan disini?”

Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”

Melihat Malaikat itu memegang sebuah kitab tebal, Abu lalu bertanya :

“Wahai Malaikat, buku apakah yang engkau bawa?”

Malaikat menjawab; “Didalamnya terdapat kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”

Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati moga-moga namanya ada di situ.

Maka ditanyalah kepada Malaikat. “Wahai Malaikat, adakah namaku di situ?”

Abu menjangka namanya ada didalam buku itu, karena amalan ibadahnya yang tidak putus-putus, selalu mengerjakan sholat tahajjud setiap malam, berdo’a dan juga bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam, setiap hari.

“Baiklah, biar aku lihat,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak menemukan nama Abu bin Hasyim didalamnya.

Tidak percaya, Abu meminta Malaikat mencari sekali lagi.

“Betul ... namamu tidak ada didalam buku ini!” kata Malaikat.

Abu bin Hasyim pun gementar dan jatuh tersungkur didepan Malaikat.

Dia menangis semaunya.

“Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajjud dan munajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah,” ratapnya.

Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur, engkau mengambil air wudhu' dan menahan kedinginan ketika orang lain terlelap dalam kehangatan buaian malam.

Tapi tanganku dilarang Allah menulis namamu.”

“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.

“Engkau memang bermunajat kepada Allah, T A P I .....

Engkau asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit, ada orang lapar, ada orang sedang sedih, tidak engkau tengok tidak engkau ziarahi.

Mereka itu mungkin ibumu, mungkin saudara kandungmu, mungkin sahabatmu, malah mungkin juga cuma saudara seagama denganmu, atau mungkin cuma sekadar mereka menjadi tetanggamu.

Tidak engkau peduli pada mereka, kenapa?

Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah?” kata Malaikat itu.

Abu bin Hasyim seperti​ disambar petir di siang hari.

Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga kepada sesama manusia (hablumminannas) dan juga kepada alam.

_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAKNYA SHOLAT, PUASA, DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG !!!*_
_*``TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?*_
*_Nabi Musa: Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?_*
*_Allah SWT:_*
*_SHOLAT? Sholatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar._*
*_ZIKIR? Zikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang._*
*_PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri._*
*_Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Mu senang Ya Allah?_*
*_Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu._*
_Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. ---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---_

*_Saudara-saudara, jika kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah._*
*_Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang dengannya._*
*_Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidup kita lapang dan bahagia_*
*(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)*

Saudaraku seiman, sebarkanlah ilmu ini agar hidup kita baroqah,☺

Selasa, 28 Januari 2020

Promo

NUMPANG PROMO

```Ada Kavling Murah, Bebas Banjir kecuali Banjir nikmat...  Rugi Klo tidak baca dan ayo segera DP, ajak Keluarga dan temen2nya.```

_PERUMAHAN EKSKLUSIVE_ *"FIRDAUS*.
_HUNIAN INDAH, NYAMAN, AMAN, DAMAI & BERKAH_.



Tersedia 8 TYPE*:

1. Surga Firdaus
2. Surga 'Adn
3. Surga Na'im
4. Surga Ma'wa
5. Surga Darussalam
6. Surga Muqoomul Amiin
7. Surga Daarul Muqoomah
8. Surga khuld
_(Semua Type Ready Stock)_

*FASILITAS*:
1. Sungai susu Salsabila
2. Sungai  indah Kautsar
3. Pasif income bg semua
     penghuni
4. View Tak Terbatas
5. Akses Masuk 8 Pintu
6. Taman Main Anak2
      Sholeh/Shalehah
7. Taman Trilyunan Hektar
      dg buah Segar, Nikmat &
      Siap Santap dll.
8. Bonus Bidadari yang
     cantik jelita
9. Hak milik
     selama-lamanya (Abadi)

*SYARAT Pemesanan*:
- Taubat & Kembali kpd Jalan-Nya.
- Berpegang Teguh Agama-Nya.
- Melaksanakan Syari'at-Nya.
- Rejeki yang Halal & Thoyib.

*DP*:
-100% Sholat Fardhu & Sunah, & Puasa
-2,5% Sisihkan harta utk Zakat
-100% Rajin bershodaqoh & Infaq
-100% Sempatkan waktu utk membaca Al-Quran, Mengejar Ilmu, Beramal sholeh, Silaturahim,
Mendoakan kedua Orang Tua, Berdakwah & Jauh dari maksiat juga menghindari fitnah.

*Waktu sangat terbatas* !
(karena dibatasi oleh KEMATIAN)

Stock Hunian Tak Terbatas !
Di jamin Bebas Roaming !

*Alamat KONTAK*:
 Telpon langsung ke no.
  42443.11
  4= sholat isya 4 roka'at
  2= sholat subuh 2 roka'at
  4= sholat dzuhur 4 roka'at
  4= sholat ashar 4 roka'at
  3= sholat maghrib 3 roka'at
11= sholat tahajjud/witir11
        roka'at

*Alamat CABANG*:
Masjid2, Musholla, Ponpes, Majlis 'ilmu, Majlis Dzikir.

Inilah sebaik-baik tempat tinggal.

Ayo segera DP skrg juga, tidak perlu menunggu tua atau kaya atau pejabat, atau pinter.

Salam Fastabiqul Khairaat.

*Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam* bersabda: _"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikanya sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala."_
( *HR. Al-Bukhari*).

Tafaddhal dishare, semoga jadi amal jariyah kita, Alhamdulillah 🙏

INGIN BERBUAT DOSA DAN MAKSIAT ??

INGIN BERBUAT DOSA DAN MAKSIAT

Berikut ini ada sebuah kisah menarik yang terdapat dalam kitab Ihya ulumuddin..

Suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seseorang yang sudah sekian lama hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu, dan tak pernah bosan berzina. Orang ini mengadu kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai tuan guru, aku seorang pendosa yang rasanya tak mungkin bisa keluar dari kubangan maksiat. Tapi, tolong ajari aku seandainya ada cara untuk menghentikan semua perbuatan tercela ini?" Ibrahim bin Adham menjawab, "Kalau kamu bisa selalu berpegang pada lima hal ini, niscaya kamu akan terjauhkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Pertama, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka usahakanlah agar Allah jangan sampai melihat perbuatanmu itu." Orang itu terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah Allah selalu melihat apa saja yang diperbuat oleh siapapun? Allah pasti tahu walaupun perbuatan itu dilakukan dalam kesendirian, di kamar yang gelap, bahkan di lubang semut pun."

Wahai anak muda, kalau yang melihat perbuatan dosa dan maksiatmu itu adalah tetanggamu, kawan dekatmu, atau orang yang kamu hormati, apakah kamu akan meneruskan perbuatanmu? Lalu mengapa terhadap Allah kamu tidak malu, sementara Dia melihat apa yang kamu perbuat?".

Orang itu lalu tertunduk dan berkata,"katakanlah yang kedua, Tuan guru!" Kedua, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka jangan pernah lagi kamu makan rezeki Allah." Pendosa itu kembali terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah semua rezeki yang ada di sekeliling manusia adalah dari Allah semata? Bahkan, air liur yang ada di mulut dan tenggorokanku adalah dari Allah jua." Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai anak muda, masih pantaskah kita makan rezeki Allah sementara setiap saat kita melanggar perintahNya dan melakukan laranganNya? Kalau kamu numpang makan kepada seseorang, sementara setiap saat kamu selalu mengecewakannya dan dia melihat perbuatanmu, masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya?".

"Sekali-kali tidak! Katakanlah yang ketiga, Tuan guru." Ketiga, kalau kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, janganlah kamu tinggal lagi di bumi Allah." Orang itu tersentak, "Bukankah semua tempat ini adalah milik Allah, Tuan guru? Bahkan, segenap planet, bintang dan langit adalah milikNya juga?" Ibrahim bin Adham menjawab,"Kalau kamu bertamu ke rumah seseorang, numpang makan dari semua miliknya, akankah kamu cukup tebal muka untuk melecehkan aturan-aturan tuan rumah itu sementara dia selalu tahu dan melihat apa yang kamu lakukan?"

Orang itu kembali terdiam, air mata menetes perlahan dari kelopak matanya lalu berkata, "Katakanlah yang keempat, Tuan guru." Keempat, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu sebelum kamu bertobat, tolaklah ia dan janganlah mau nyawamu dicabut." Bagaimana mungkin, Tuan guru? Bukankah tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut?"

Ibrahim bin adham menjawab, "Kalau kamu tahu begitu, mengapa masih juga berbuat dosa dan maksiat? Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu saat malaikat maut itu datang justru ketika kamu sedang mencuri, menipu, berzina dan melakukan dosa lainnya?".

Air mata menetes semakin deras dari kelopak mata orang tersebut, kemudian ia berkata, "Wahai tuan guru, katakanlah hal yang kelima." Kelima, jika kamu masih akan berbuat dosa, dan tiba-tiba malaikat maut mencabut nyawamu justru ketika sedang melakukan dosa, maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik akan memasukkanmu ke dalam neraka. Mintalah kepadanya kesempatan hidup sekali lagi agar kamu bisa bertobat dan menambal dosa-dosamu itu."

Pemuda itupun berkata, "Bagaimana mungkin seseorang bisa minta kesempatan hidup lagi, Tuan guru? Bukankah hidup hanya sekali? Ibrahim bin Adham pun lalu berkata, "Oleh karena hidup hanya sekali anak muda, dan kita tak pernah tahu kapan maut akan menjemput kita, sementara semua yang telah diperbuat pasti akan kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak, apakah kita masih akan menyia-nyiakan hidup ini hanya untuk menumpuk d

"Majlis Ilmu 3":
osa dan maksiat?" pemuda itupun langsung pucat, dan dengan surau parau menahan ledakan tangis ia mengiba, "Cukup, Tuan guru, aku tak sanggup lagi mendengarnya."

Lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham. Dan sejak saat itu, orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah yang jauh dari perbuatan-perbuatan tercela.
________________
Semoga kisah ini menjadi renungan bagi kita bersama dalam menapaki setiap langkah kita selagi hidup di dunia..